Bandung -
Rekaman CCTV di dalam lift menunjukan kalau satpam Apartemen Galeri
Ciumbuleuit, Sunarya, tepat berada di depan mulut lift. Tidak di
belakang dan menerobos barisan depan untuk menendang 'suster ngesot'
seperti yang sebelumnya disampaikan Mega Tri Pratiwi (20).
Sebelumnya,
Mega yang terkena tendangan oleh satpam lantaran aksi berdandan ala
'Suster Ngesot' itu mengatakan kalau satpam menerobos dari belakang.
Pihak Manajemen Apartemen Galeri Ciumbuleuit mengatakan satpam mengaku
refleks menendang karena melihat penumpang lift yang merupakan teman
Mega itu ketakutan.
Hal tersebut diperkuat dari bukti rekaman
CCTV berdurasi selama 4 menit yang diperlihatkan manajemen kepada
wartawan di salah satu ruangan Galeri Ciumbuleuit, Jalan Ciumbuleuit,
Kota Bandung, Senin (12/12/2011).
Satpam Sunarya dan Housekeeping
Ade bersama lima rekan Mega bersama-sama naik lift barang yang
seharusnya untuk lift karyawan. Menurut Director PR and Communications
Group Bird Management (Apartemen Galeri Ciumbuleuit) Ossie Himawan, dua
pekerja itu tidak tahu kalau ada settingan 'Suster Ngesot' di lantai 17.
"Sekuriti dan housekeeping itu sedang melakukan patroli atau pengecekan rutin," jelas Ossie.
Kejadian
pada pukul 01.20 WIB, Sabtu (10/12/2011) itu, posisi Sunarya yang
mengenakan seragam sekuriti berada di sebelah kiri pintu lift. Sedangkan
posisi Ade berada di sebelah kanan atau dekat tombol angka lantai lift.
Terlihat
lima teman Mega yang semunya pria termasuk target yang hendak ditakuti
yakni Fitra Mahaly berada di dalam lift. Terekam dari CCTV yang
terpasang di dalam lift yang menyorot ke arah pintu lift, tiga orang
teman Mega berada di belakang tubuh dua pagawai tersebut.
Fitra
yang tadinya bakal mendapat kejutan 'penampakan' karena berulang tahun
ke-18, berdiri tepat di belakang satpam. Dua sahabat main Mega lainnya
tampak jongkok di kiri kanan ruangan lift. Sementara dua teman Mega
lainnya tak tersorot kamera.
Beberapa saat sebelum lift terbuka
di lantai 17 dan teman-teman Mega sudah merencanakan berhenti di lantai
tersebut, seorang pria yang awalnya tak terlihat kamera maju ke depan
dan menarik tubuh Fitra untuk maju. Fitra oleh pria itu diminta berdiri
di tengah antara posisi Sunarya dan Ade.
"Pria yang digeser pria
lainnya untuk berdiri di depan lift sebelum pintunya terbuka itu disebut
yang berulang tahun," jelas Ossie.
Masih tayangan rekaman video
itu, perilaku penumpang lift awalnya tak terlihat ketakutan. Bahkan si
target mengikuti perintah temannya yang berdiri di belakangnya. Suasana
di dalam lift pun terpantau tenang.
Ketegangan muncul ketika
pintu lift terbuka di lantai 17. Di luar pintu lift sudah menunggu Mega
yang duduk di lantai menjadi 'Suster Ngesot'. Sesudah pintu lift terbuka
lebar, terlihat target dan rekannya yang tahu ada settingan mundur ke
belakang menandakan terkejut. Bahkan housekeeping, Ade, turut mundur
ketakutan setelah melihat 'Suster Ngesot'. Sementara dua pria yang tadi
jongkok tidak bereaksi dan tetap pada posisinya.
"Melihat suasana tersebut, satpam Sunarya refleks menendang," jelas Ossie.
Posisi
Mega itu tepat di depan Sunarya. Satpam refleks berlari dua langkah
dari dalam lift dan menendang pakai kaki kanan bersepatu ke arah 'Suster
Ngesot' yang diperankan Mega. Melihat Mega tersungkur, seorang teman
pria Mega yang berada di lantai 17 berlari dan menghampiri satpam.
Kegaduhan
terjadi pula di dalam lift. Rekan-rekan Mega terlihat protes dan seolah
berusaha menerangkan kepada satpam kalau 'Suster Ngesot' itu ialah
rekanya atau bukan hantu sungguhan. Target utama terlihat terheran-heran
dengan kejadian itu. Lalu tiga rekan Mega termasuk target yang semula
di dalam lift bergegas keluar.
"Sekuriti dan housekeeping naik ke
lantai 18 untuk melaporkannya kepada komandan regu," terang Ossie.
Sedang di dalam lift masih terlihat dua rekan Mega lainnya.
Kasus
ini dilaporkan orangtua Mega, Mahfud Djabir, kepada kepolisian. Ia
menyatakan tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu. Mahfud yang
mengaku merupakan pengusaha batubara di Kalimantan itu menegaskan tidak
akan berdamai.
sumber : detik.com
Cerita di atas adalah sebuah pelajaran berharga buat kita, bahwa sekecil apapun 'hajat' atau niat kita - bila ingin melaksanakan sesuatu hal, hendaknya disertai dengan tertib dan benar, janganlah kita anggap sepele yang namanya 'izin'.
No comments:
Post a Comment